Pages

Tuesday, March 22, 2011

HEDONIS vs EGOISTIS

Awalnya aku-pun berfikir betapa menyenangkan tinggal di kota, dengan kemudahan akses, semua fasilitas tersedia di dukung dengan semua sarana yang begitu memudahkan bagi penduduknya.

Apa yang tidak bisa kita dapatkan dikota??
Semuanya ada saling mendukung dan memanjakan kita. Mulai dari hiburan, kenyamanan, perbelanjaan, makanan dan yang lainnya yang bisa kita akses dan dapatkan hingga bahkan 24jam / 7 hari seminggu. Bahkan dari sedemikian banyak itu ada yang cukup dengan menjentikkan jari kita di tombol telepon dan layananpun kita dapatkan.

Lalu, suatu ketika aku temui sebuah ironi, sebuah sisi yang begitu mengagetkan. Potret nyata sebuah kehidupan kota yang jarang bisa kita perhatikan di tengah kaum "hedonisme" yg makin berkembang.

Potret kemelaratan, sebuah kehidupan yang begitu susah dan penuh perjuangan, hidup di bawah kolong jembatan dan mengemis untuk mendapatkan makan. Tentu saja ini sisi berbeda dari kaum "hedonis" yg memuja uang menyembah kekayaan dan mendewakan kesenangan dan kenikmatan dunia tanpa ada perduli hari esok ada!!!.

"Ajeng....."
Gadis belia kelas 2 SLTP, setiap hari berjibaku mengasuh keempat adiknya selepas sekolah. Sang adik yg berusia 6 tahun mondar-mandir di lapangan parkir menunggu mobil datang & berharap bisa meminta uang setelah membantu mendapatkan tempat parkir.

Mereka berlima makan seadanya, hidup sepertinya begitu tak adil bagi mereka. Lalu dimanakah orang tuanya....???
Dimanakah ibunya.....???
Hingga mereka berlima hidup begitu terlunta-lunta tak berdaya.

Sang ibu ternyata ada, sang ibu hanyalah istri ke-2 seorang tentara yang menghabiskan sepanjang hari untuk berjudi atau sekedar bercerita bergerombol di sebuah tempat tanpa perduli anak yang masih bayi itu butuh makan dan yang lainnya. Asyik masyuk berjudi menghabiskan sebatang rokok dag uang yang seharusnya jadi hak sang anak untuk memiliki kehidupan yang layak.

Itukah potret kehidupan kota???
Itukah potret HEDONIS yang begitu miris???
Hanya mengandalkan kesenangan tanpa pernah pedulu arti kasih sayang dan masa depan yang menjadi tanggung jawab seorang ibu???

Di dunia ini selalu ada sisi, bahkan dalam diri seorang yang suci-pun ada sisi gelap yang tak terlihat, hanya saja sang suci bisa mengendalikan dan menenggelamkan hingga yang lahir adalah kebaikan.

Apakan kita hanya memikirkan hari ini tanpa perlu berfikir hari esok???
Berarti hedonis adalah yang tidak percaya adanya hidup setelah mati??
Adanya hukuman setelah perbuatan???

Kita hidup di bekali dengan otak dah hati,
otak untuk berfikir, memutuskan segala sesuatu yang diimbangi hati untuk mengontrol agar tetap ada dijalur yang benar.





By: Ney
palembang, March 22th 2011

Thursday, March 3, 2011

...H...A...R...A...P...A...N...

Lalu terkadang harapan itu redup, membunuh semua mimpi yg pernah tumbuh. Harapan itu musnah mengusir semua rasa percaya yang pernah ada bahkan mematikan semua rasa bahagia yang kita punya...

pergi jadi solusi
Dan ketakutan-pun muncul, menggantikan harapan dengan kegetiran. Mengubah impian jadi keterpurukan dan menyerap setiap bahagia menjadikannya duka yg tak bisa lagi di usir dengan hanya kata bahkan cinta...

Kemudian hukuman muncul, mengasingkan semua resah, gelisah, takut dan semua rasa buruk dalam sudut yang kita anggap cukup nyaman dan tak terlihat seorangpun dari luar. Membentengi kita, menguasai keangkuhan untuk menyembunyikan kerapuhan...

Perlahan kerapuhan itu menghilang berubah jadi monster mengerikan yang tak bisa di tenangkan, tak ada kepercayaan bahkan perasaan. Yang ada keegoisan untuk menutupi luka yang terus menganga dan membuatnya semakin menderita...

MENGGAPAI TAPI TAK SAMPAI
Harapan-pun sirna berubah jadi kutukan, bahkan kuburan yang memendam semua impian yang tak pernah tercapai dengan semua kesedihan yang diterimanya....

Dan semua hanya topeng yang menyembunyikan dari ketakutan, berusaha menciptakan selubuh dunia nyaman tanpa harus tertekan dengan semua harapan yang tak bisa di dapatkan....






By: Ney
Palembang, March 3rd 2011

Wednesday, March 2, 2011

--PERCAYA--

hargai kepercayaan
Kejujuran...
Kesetiaan...
Kepercayaan....

Kata-kata itu begitu mudah diucapkan, begitu gampang dijanjikan tanpa mampu di wujudkan dengan penuh dedikasi dan ketulusan.

Hidup...
Dan kehidupan...
Bagaimana menyebut keduanya jika semangat dijiwa telah redup, berganti kecurigaan tanpa pernah bisa menaruh kepercayaan dengan begitu banyak penghianatan ???.

Bagaimana menatap dunia sedangkan untuk percaya apa yg dilihatnya saja tak bisa dipercaya, begitu murahnya harga sebuah percaya itu hingga dapat diganti dengan dusta ???
Begitu rendahkah nilai kepercayaan hingga selalu saja ada penghianatan yg menyakitkan ??
Apa dunia ini terlalu sesat hingga yang ada hanya bisikan setan yang tak bisa lagi di kalahkan oleh kebaikan bahkan lebih sederhana menjaga sebuah kepercayaan ??

Bagaimana bisa kita menerima orang yang tak bisa di percaya ??

Dunia macam apa yang begitu hina hingga orang terpercaya yg dikira bisa jadi tempat nyaman untuk bercerita yg diberi amanat tempatnya menitipkan penat ternyata bisa berhianat ??

Apakah masih ada lagi tempat dimana kita bisa bersandar tanpa harus bertengkar ??

Mungkin ini duniaku, dimana aku seorang diri dan harus terbiasa begini tak diterima disegala sisi, merasa sepi bahkan ditengah lingkungan & keluarga sendiri.

Ini duniaku yang memberiku rasa sakit agar aku tetap bangkit dengan rasa sakit itu dan mengingatkan aku masih hidup dan akan terus hidup tak peduli meski hanya dengan cahaya redup dan mungkin orang lain tak akan sanggup !!!




By: Ney
Palembang, March 2nd 2011