Pages

Friday, March 5, 2010

LeLah Hati

Langkahku semakin berat seolah ini beban yang tak dapat lagi aku tahan, yang tak dapat lagi aku pikul meski aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mengangkatnya. Aku bisa saja pura-pura tertawa meskipun hati kian terluka, tapi aku tak akan pernah mampu mengabaikan deritaku yang kian mengganggu.
Aku tak lagi punya keberanian untuk menatap ulang masa depan yang kian kelam dan terabaikan. Apa aku bisa menatanya, berjuang membenahi setelah apa yang terjadi??? Semua begitu tiba-tiba, yang tak pernah terlintas sedikitpun bagiku bahwa semua ini akan berakhir seperti ini pada akhirnya meski diawal aku berharap semua akan bahagia dengan seiring kami bersama.
Aku tak mampu berharap lagi, aku tak sanggup memohon lagi dan aku tak bisa untuk mengiba lagi untuk kesekian kali. Semua ini terlalu menyakitkan hati hingga aku tak mampu lagi berdiri bangkit dari keterpurukan ini.
Apa memang lagkahku harus terhenti sampai disini,…?
Tak bisakah aku terus melangkah menapaki semua jalan terjal ini meski hanya seorang diri dan tak ada lagi yang mendukungku saat onak dan duri tajam menusuk kaki?
Apa aku terlalu takut untuk mengetahui akhir dari perjalanan panjang yang melelahkan ini setelah semua yang terjadi dalam hidupku yang seolah setumpuk siksaan hati yang terus menyiksaku tiada henti?
Aku berharap akan ada secercah harapan yang mampu menerangiku, mengiringi langkahku menapaki setiap liku jalan yang aku pilih untuk kulalui meskipun penuh kerikil tajam dan duri yang siap menghalangi bahkan melukai.
Sekarang aku harus mandiri menapaki dengan pasti seorang diri sampai akhirnya aku menemukan sang tambatan hati yang akan setia menemani sampai aku mati tanpa pernah sedikipun melukai….



Palembang, Oct 16th 2009 at 06:29 pm
By: n3y_yh@

6 comments:

  1. Maju itu ke sana.. Tatapan matamu horisontal tanpa ada spion di antara pandanganmu kawan..
    Berjalan itu tapak demi tapak ayunan dua kaki silih berganti seimbangkan raga..
    Saat beban terasa beratkan pundak itulah bekal perjalanan kita, apapun bekal yang kita pikul itulah yang kita butuhkan di sepanjang perjalanan nanti..
    Kesendirian itu bukan berarti sepi.. Bukanya kamu terlahir juga sendiri..?? Kini jalan sendiri pun kau ungkap, tiada tertangkap oleh pandangan matamu kah..?? "bukan seorang" namun banyak sekali yang sedang pula berjalan searah denganmu menuju 1 titik kedamaian..
    Bila kau ingin ada seorang meringankan mu ia akan bersamamu panggul bersama bekal perjalanan mu.. Kurasa engkau pun tau..?? seorang yg bisa kau ajak berbagi menyusuri perjalanan panjang yang mungkin akan sangat melelahkan.. Bersamanya lelah kaki melangkah tiada terasa semua kan baik2 saja saat kau temui dia di ujung persimpangan jalan, di sanalah kalian kan putuskan arah melangkah bersama dan mungkin kamu akan berpisah dari rombongan pertama kali kamu melangkah..
    "itulah komitmen"

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Berarti kak adi ini intipers sejati

    ReplyDelete
  4. ternyata si nenk suka curhat juga :D

    ReplyDelete