Pages

Saturday, February 13, 2010

S a k i i i i i t . . .

Apa aku harus diam disaat jiwaku berontak meneriakkan ketakutan dan keputus-asaan, apa aku harus terus pura-pura tersenyum disaat hatiku merintih menahan luka yang semakin menganga dan sudah hampir tak ada yang bisa mengobatinya. Haruskah aku diam dalam kepura-puran ini sampai akhirnya aku harus mati perlahan karena aku tak dapat lagi menahan sakit yang aku rasakan semakin dalam.
Ketabahan itu sudah runtuh oleh satu penghianatan yang tak mampu lagi aku maafkan, luka yang ditorehkan terlalu dalam hingga aku tak akan mampu lagi bertahan. Rasa bangga dan bahagia itu sudah sirna ketika jiwaku dipaksa menerima semua kelakuan yang begitu hina. Apa aku hanya boneka yang tak bisa merasa, ataukah aku ini hiasan yang tersusun dilemari kaca sehingga dengan mudahnya diabaikan begitu tak sedap lagi dipandang mata?
Aku ini hanyalah manusia, terlebih aku wanita yang begitu rapuh hatinya… Aku sama seperti mereka yang akan menjerit begitu merasa sakit, yang akan tertawa begitu ada secercah rasa bahagia dan akan mengiba begitu tak kuat lagi menahan segala luka, kecewa, derita dan semua lara yang begitu menyiksa. Aku hanyalah seorang wanita sama seperti yang lainnya…..
Kekuatan yang bagaimana yang bisa mengubah luka ini menjadi tawa? Maka aku akan menggantinya semua yang ada, yang tersisa dari semua yang aku punya. Tapi apa yang masih bisa aku banggakan jika untuk membedakan rasa-pun aku sudah tak bisa. Apa ini yang dianggap buta apa hanya mati rasa karena terluka? Entah karena aku tak bisa lagi untuk membedakanya…
Semua yang aku rasa hanya sakit, semua yang aku telan seolah pahit, bahkan untuk tersenyumpun aku merasa tak sanggup seolah itu beban berat yang menghimpit. Orang yang aku anggap spirit ternyata orang yang menebarkan bibit sakit yang akhirnya membutku tak mampu lagi bangkit…..

Palembang, oct 14th 2009 at 10:344 pm
By: n3y_th@

2 comments: