Pages

Saturday, February 6, 2010

Topeng Kerapuhan




Ketegaran yang bagaimana yang ingin kamu tunjukan sementara yang tersembunyi di baliknya adalah kerapuhan yang terus memaksamu untuk berlindung pada orang lain yang lebih kuat. Keberanian macam apa yang ingin engkau banggakan, sementara ketakutan itu kian menjamahmu dalam ke tidakberdayaan. Terlalu besarkah rasa gengsi itu telah menguasaimu sehingga tiada sanggup lagi engkau ucapkan permohonan yang memang sedang engkau butuhkan?!?!
Entah kekuatan macam apa yang tersembunyi di balik semua keramahan, keangkuhan dan ketegaran itu. Ataukah itu hanya topeng kemunafikan tempat engkau sembunyikan wajah asli dari ketidakberdayaan dan kelemahan yang selama ini coba engkau simpan dalam kerudung canda tawa yang selalu engkau tebarkan, seolah tak ada setitik dukapun yang sanggup menjamahmu dalam kehidupan.
Ketika semua itu tak mampu engkau tampung, maka semua berhamburan keluar berusaha membebaskan diri dari keterkurungan selama ini. Lalu kusaksikan sebuah kengerian yang teramat sangat, tangis duka dan jeritan lara yang selama ini begitu rapi engkau tutupi membuncah memecahkan kesunyian berusaha mendapat satu kepuasan dalam teriakan yang begitu memilukan.
Inikah wajah duka yang selama ini tersimpan dalam gelak tawa dan canda yang begitu bersahaja, luapan kecewa yang selama ini terbungkus senyum nan manja seolah semua baik-baik saja dan engkau merasa bahagia. Kini setiap yang keluar adalah rintihan lara, mungkin engkau tak mampu lagi menyimpan semua nestapa ini hingga luapan itu begitu nyata menyentuh jiwa, berusaha mencari secercah asa yang mampu membimbing jalan bahagia yang dulu selalu engkau terbarkan tanpa terpaksa.
Senyum itupun hilang, musnah begitu saja hanya ada tangis dan rintih derita.. lalu kemana semua ketegaran yang dulu engkau banggakan, kekuatan yang selalu engkau perlihatkan, kemana canda dan sapaan manja yang mampu buat dunia ikut merona gembira? Haruskah semua itu sirna karena satu luka, bukankah selama ini engkau mampu usir semua rasa itu tanpa terluka. Lalu kemana harus mencari kekuatan dan ketegaranmu selama ini kalau yang kudengar hanyalah tangisan kesedihan tanpa berusaha meredamnya.
Tak mudah, itu yang engkau katakan dan memang tak ada yang salah sedikitpun, kita bisa saja dengan mudah berkata “sabar, mungkin itu yang terbaik dan kamu akan dapat yang lebih baik dikemudian hari” tapi semua itu bagaikan racun manis yang mematikan. Begitu indah didengar tapi akan terasa makin menyakitkan ketika kata itu makin kita dengarkan, seperti ujung tombak yang menikam tepat pada jantung kita begitu sakit dan menyesakkan dada.
Engkau yang penuh ketegaran, engkau yang dengan bangga memamerkan kekuatan ternyata diam-diam mengusap airmata dalam kegelapan. Harusnya aku-pun tahu itu adalah topeng permata indah yang menyimpan semua ketakutan, kesepian, kegelisahan dan duka lara yang selama ini coba engkau tutupi dengan senyuman, ketangguhan dan kekerasan yang coba engkau perlihatkan. Kini aku-pun mengerti itu semua misteri yang dari sisi lain kehidupanmu yang tersembunyi rapi.
Lalu apakah hanya bahagia-mu yang boleh kami rasakan? Bukankah itu tak adil bagimu, maka bagikanlah sedikit duka dan lara yang engkau simpan itu agar aku-pun mampu merasa bahwa aku bukan hanya tempatmu tertawa tapi juga tempatmu luruhkan semua luka lara yang engkau rasa, bukankah itu yang disebut saling percaya? Jangan biarkan keangkuhan itu membuatmu lupa bahwa ada orang yang memang akan selalu ada untukmu bercerita….
Engkau… hanya ingin orang lain mengenalmu dengan sosok ceria, sosok tangguh yang tak terkalahkan oleh duka meskipun itu hanya topeng kerapuhan yang menutupi semua kepribadian yang kau punya. Engkau ingin orang tertawa oleh candamu bukan ikut menangis iba karena kecengenganmu. Mungkin itu ketegaran sesungguhnya yang engkau punya mampu tertawa meski tengah terjadi badai prahara didalamnya. Engkau tebarkan kebahagiaan tanpa harus orang tahu sedikitpun tentang tangis lara yang sebenarnya tersimpan dalam hatimu yang terdalam…….
Bagikanlah ceriamu itu agar seluruh duka dan kesedihan di dunia ini tahu, bahwa engkau tak pernah tunduk karena mereka, engkau adalah simbol ketegaran yang tak akan tumbang oleh gelombang dan badai kehidupan!!!



By: n3y_th@
Palembang, August,11th 2009

1 comment:

  1. Thx a Lot yap
    Wong paLembang jugo kan!!!
    Iseng2 b nuLis neh itung2 curhat coLongan hehehehehehe

    ReplyDelete